APA KAITANNYA DENGAN MODIFIKASI CUACA (HUJAN BUATAN) ?
Selama sebulan terakhir ini, Jabodetabek diterpa permasalahan polusi udara yang membuat warganya terpapar dalam jangka panjang sehingga menyebabkan warga banyak yang terkena penyakit pernapasan seperti ISPA, dan lainnya. Sebenarnya kondisi polusi udara Jabodetabek yang buruk ini bukan hal baru, akan tetapi akhir – akhir ini semakin parah mengingat perkembangan jaman yang terus berkembang, mulai dari kendaraan bermotor, pabrik – pabrik, dan kepadatan penduduk di Jabodetabek. Secara history, buruknya udara di Jakarta sudah terdeteksi setidaknya pada awal 1990an. Saat itu, Program Lingkungan PBB (UNEP) melakukan uji petik kualitas udara di 20 megapolitan dari seluruh dunia, termasuk Jakarta. Ibu kota negara Indonesia dipilih karena waktu itu diprediksi akan menjadi wilayah padat penduduk di kemudian hari yang berisiko memiliki kualitas udara yang buruk.
Kondisi sekitar Masjid Istiqlal yang terlihat diselubungi polutan udara

Gambar: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-66514776
Presiden Joko Widodo secara khusus memberi perhatian pada polusi udara di Jakarta dan sekitarnya dengan memimpin rapat terbatas, pada Senin (14/08). Dia kemudian memerintahkan jajarannya mengambil langkah jangka pendek hingga jangka panjang, mulai dari modifikasi cuaca sampai penguatan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Salah satu aksi yang dilakukan yaitu modifikasi cuaca (hujan buatan).
Berbicara soal modifikasi cuaca, pengertian modifikasi cuaca merupakan kegiatan manusia guna memengaruhi pola cuaca agar sesuai kebutuhan manusia. Menurut WMO, teknologi modifikasi cuaca dapat meliputi kegiatan mempercepat hilangnya kabut, meningkatkan curah hujan atau juga salju serta menekan potensi terjadinya hujan es. Prinsip dasar Teknologi Modifikasi Cuaca, yaitu:
- Awan hujan
Hal pertama yang dilakukan untuk menurunkan hujan buatan dalam teknologi modifikasi cuaca adalah menemukan awan-awan yang potensial yang memang dapat menurunkan hujan. Umumnya adalah awan dari jenis cumulus.
- Penaburan garam
Setelah awan potensial ditemukan maka selanjutnya partikel garam ditaburkan ke awan tersebut. Metode penaburan garam dapat melalui pesawat terbang, dapat juga dengan alat yang dapat menembakkan garam dari tanah ke udara, sebagaimana pada gambar berikut.

Proses penyemaian awan dalam teknologi modifikasi cuaca.
Gambar: https://snowbrains.com/ cloud-seeding-make-difference/
Perak iodida pada gambar di atas adalah zat yang digunakan untuk membentuk es dalam awan. Adanya es dalam awan jika turun ke bawah awan hingga di bawah lapisan freezing level diharapkan akan mencair hingga menambah berat butiran air yang dapat turun menjadi hujan. Selanjutnya juga pesawat akan menaburkan CaCl₂ yang berguna untuk menambah volume awan dan menambahkan NaCl agar awan menjadi lebih padat. Penambahan CO₂ pada awan berguna untuk menurunkan suhu dalam awan. Proses ini dimaksudkan agar uap air segera mengembun menjadi butiran air. Proses ini juga diperkuat dengan penambahan urea ke dalam awan.
Kegiatan di atas secara umum adalah guna mempercepat proses uap air mengembun menjadi butiran awan lalu membesar menjadi butiran air. Jika butiran tersebut membesar mengalahkan gaya gravitasi maka ia akan dapat turun sebagai hujan atau salju ke permukaan bumi.
- Faktor pendukung keberhasilan hujan buatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknologi modifikasi cuaca seperti untuk menurunkan hujan buatan adalah faktor meteorologi, antara lain:
- Kecepatan angin, jika angin terlalu kencang maka awan justru menghilang
- Arah angin, guna menentukan daerah yang mendapat hujan buatan
- Suhu dan kelembapan udara
- Tantangan Modifikasi Cuaca
Teknologi modifikasi cuaca diharapkan dapat meningkatkan curah hujan. Namun pada kasus lainnya tidak berpengaruh apa-apa. Kondisi meteorologi dianggap berperan penting terhadap keberhasilan hujan buatan dan ini belum juga dapat dikontrol. Meskipun hasilnya belum bisa diprediksi secara ilmu pasti, namun beberapa kejadian modifikasi cuaca ini juga menunjukan tingkat keberhasilan 100%, seperti yang terjadi di minggu ini, 27 Agustus 2023.

Berita tentang hujan buatan hasil modifikasi cuaca di jabodetabek, 27 Agustus 2023.
Gambar: https://google.com/hujanbatandijabodetabek
Setelah kita berbicara diatas tentang modifikasi cuaca (hujan buatan), Apakah dengan adanya hujan, polutan di udara dapat tercuci sehingga udara lebih bersih? Ya, hujan memiliki potensi untuk membersihkan atmosfer dari polutan dan membuat udara terasa lebih segar. Proses ini dikenal sebagai ”hujan membersihkan udara” atau ”hujan asam netralisasi”. Hujan bekerja dengan beberapa cara untuk menghilangkan polutan dari udara.
Pertama, pencucian udara (atmospheric washout). Ketika hujan jatuh, air hujan mengumpulkan partikel-partikel polutan yang ada di udara. Air hujan mengandung zat-zat larut yang dapat menangkap polutan dan membawanya ke tanah. Ini terutama efektif dalam menghilangkan partikel-partikel polutan kecil yang dapat terbawa oleh tetesan air.
Kedua, netralisasi hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang mengandung asam sulfat atau asam nitrat, yang dapat terbentuk dari reaksi polutan, seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) dengan uap air di atmosfer.
Hujan asam ini dapat merusak lingkungan dan mengurangi kualitas udara. Namun, hujan asam juga dapat membantu menghilangkan polutan dari udara dengan mengikatnya dan membawanya ke tanah. Meskipun hujan dapat membantu membersihkan udara dari polutan, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, salahsatunya yakni pola hujan. Intensitas dan durasi hujan akan memengaruhi seberapa efektif hujan dalam menghilangkan polutan dari udara. Hujan yang lebih intens dan lebih lama cenderung memiliki efek pembersihan yang lebih baik.
Sekali lagi, meskipun hujan dapat membantu membersihkan udara, cara terbaik untuk mengatasi polusi udara adalah dengan mengurangi emisi polutan dari sumber-sumber manusia, seperti industri dan transportasi.
Bagi kita yang berada dilingkungan dengan kondisi polusi udara yang buruk, jangan lupa lakukan beberapa hal ini, yaitu: menggunakan masker untuk mengurangi masuknya polusi ke dalam saluran pernapasan dan paru-paru. Hindari aktivitas di area dengan kualitas udara tidak sehat. Terapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti konsumsi makanan bergizi, istirahat dengan cukup, cuci tangan, dan tidak merokok.
Stay Safe, Stay Healthy, Stay Happy!!!
Referensi
Penjelasan artikel diatas ini bersumber dari berbagai informasi diantaranya: